Ekonomi Kelembagaan dalam Perilaku dan Kebiasaan Hidup Masyarakat #Tugas1
Teori kelembagaan muncul untuk melengkapi pemikiran - pemikiran ekonomi klasik dan neo-klasik. Ekonomi kelembagaan muncul dengan memuat krititk - kritik yang ditujukan pada pemikiran klasik yang bersifat cenderung lebih Private. Pada kenyataannya saat ini ekonomi Dunia cenderung mengarah kepada ekonomi yang bersistem Kapitalisme, namun tidak di pungkiri ekonomi Kelembagaan juga hadir ditengah - tengah masyarakat dalam kegiatan ekonomi tanpa disadari. Contohnya pada teori ekonomi klasik mengatakan bahwa permintaan suatu barang akan dipengaruhi oleh harga, sedangkan hal - hal lainnya di anggap cateris paribus. Namun pada teori kelembagaan kita dapat melihat bahwa permintaan suatu barang bukan hanya di pengaruh oleh harga namun dapat di pengaruhi oleh kebiasaan atau budaya konsumen itu sendiri.
Contoh nyata pengaruh besar kecilnya permintaan selain harga adalah komponenen behaviour atau kebiasaan masyarakat. Kita dapat melihat di luar negeri, roti merupakan makanan sumber karbohidrat yang sering di konsumsi masyarakat sehari - hari sebagai pengganti nasi. Sehingga permintaan roti di luar negeri juga cukup tinggi dibanding beras untuk nasi. Indonesia sebagai negara agraris dengan alam yang subur membuat Indonesia mudah ditumbuhi tanaman pangan tak terkecuali tanaman Padi. Dengan hasil padi yang melimpah serta kebiasaan orang Indonesia yang cenderung suka mengkonsumsi nasi maka permintaan akan beras akan lebih besar dari pada roti, karena beras di Indonesia merupakan bahan pangan pokok yang sering di konsumsi. Konsumsi nasi yang lebih tinggi dari pada roti membuat roti merupakan barang atau termasuk kebutuhan sekunder atau hanya sebagai barang subsitusi pengganti beras. Dengan demikian kebiasaan masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras mematahkan statement kaum klasik bahwa harga barang semakin murah maka permintaan semakin tinggi. Dalam kasus negara Indonesia tidak perduli bagaimana harga roti bergejolak hanya mempengaruhi sedkit dari permintaan akan roti karena kebiasaan yang sangat berbeda perihal konsumsi roti.
Kasus diatas menyatakan bahkan pandangan ekonomi klasik yang menyamakan semua keadaan secara makro dan memandang hal yang bersifat cateris paribus tidak mampu diterapkan dalam sektor mikro. Hal ini karena permintaan akan suatu barang sangat berkaitan erat dengan faktor lain selain harga, dalam hal ini adalah kebiasan. Kebiasaan mengkonsumsi roti antara Indonesia dan negara-negara Eropa sangat berbeda.
#Tugas1
Komentar
Posting Komentar